Waktu bukan berpatok pada angka duapuluh empat. Lalu,apa yang kau tunggu? Teruslah menyulam huruf-huruf itu. Mengawinkannya pada raga juga roh yang kau punya. Skenario ini kau yang buat,kawan. Mulailah....
Jangan biarkan pikiranku bermanja dengan penggalan kalimat itu. Sungguh itu membuatnya tampak kuat padahal lemah. Semoga ini hanya efek samping yang bersifat sementra. Tapi, aku bahagia. Jujur. Meski ini tidak bermakna lebih dari sang tuan kalimat.