1.10.11

Rrumah Rahasia ;)

Aku ingin menjadi rumah untukmu. Setelah puas kau bermain diluar sana, kau pulang. Dan, dirumah ini kau nyatakan pada hatimu, kau merasa tenang. Lalu, kau pun terlelap dipelukanku. #Someday

26.9.11

12 pm or am

Wanita berjakun itupun berkata, "Berceloteh seperti lonte. Apa? Sok tau, kau!Jahanam!"

22.8.11

APA INI?

Jangan biarkan pikiranku bermanja dengan penggalan kalimat itu. Sungguh itu membuatnya tampak kuat padahal lemah. Semoga ini hanya efek samping yang bersifat sementra. Tapi, aku bahagia. Jujur. Meski ini tidak bermakna lebih dari sang tuan kalimat.

16.7.11

Parodi Rrumahrahasia 1

Jaraknya beberapa kaki dari sebelah kiri tempat aku berdiam berecengkrama bersama rembulan. Pemilik mata kecil dengan rambut ikal melewati pundak terlihat sedang mengawinkan jemari bersama buku ajaib berlayar datar diseberang. Ada taman kecil menghalang fokus kedua lensaku yang membuat efek blur pada hasil akhir. Penasaran menghampiri dan berteduh di koridor otakku.
Mataku juga masih terasa gatal dan terus meraba kehadirannya, meski tak juga terjamah. Detik, menit, dan jam pun bergeser. Waktu berhenti pada angka yang tak lagi muda. Fisik rembulan juga tak lagiku dapati. Hembusan tak berwujud semakin agresif, sangat nakal untuk saat ini. Menyelinap masuk ke tubuh melewati celah yang tak terbalut oleh sulaman benang. Perlahan membelai lambat.
Takaran penasaranku semakin menggila menduduki derajat yang tak normal. Tanda tanya ini harus aku jawab. Apa yang kau buat, Bung? Menerobos lengkungan abu-abu. Kaki yang membisupun mulai sedikit bergeser. Perlahan berjalan. Beriring langkah, detak jantung seakan terpompa sangat cepat. Kau tahu bunyi tabuhan gendang yang mengikuti instrumen punk? Ya, teramat laju. Sulit rasanya menjaring not yang terlantun. (Jangan dibayangkan jika tidak ingin lelah mengartikan.)
Tubuhku lantas diam. Membeku. Kosong. Kemana dia yang sedari tadi aku tunggu? Halusinasikah? Tapi, aku yakin ada dia tadi. Sekarang, kemana Ia pergi? Pertanyaan beranak kembar dan lupakan. Entah oleh siapa aku ditipu. Jelas, kau sudah hilang, Bung. Sisa waktu ini, percumakah?

-11 Mei 2011

Obsesikah?

Dia bukan seorang yang aku harap pada awalnya. Tapi, dia turut hadirkan raganya dalam perjalanan ruh dialam lain. Jadi, apa masih ini obsesi? Semoga Ia bahagia.

Satu Cinta

Jika jantung berdetak kencang saat raganya mendekat, apa arti? Yang sudah pasti, dia telah menulis nama gadis itu dikehidupannya dan bukan aku.

Yasudahlah...

Lelah. Aku ingin tidak bernafas sekarang. Semua terlambat untuk malam ini. Terlau menyeramkan jika dipikirkan.

(Don't) Diam!

Tanyakan apa yang tidak dimengerti. Jangan sampai mempersepsikan sendiri.

Bye

Sebab kebahagiaan datang, lagi, kehadiran pun tak dibutuhkan.

#Kembali normal dan selamat tinggal.

Doa (Dalam) Tawa

Hati beku pada satu jiwa, telah mencair akhirnya. Dia tertawa malam ini. Kapan kau menyusul, Jeje? Jawablah dalam tidur. Semoga nyenyak.

#Kau tertawakah? Apapun, semoga tawa tadi pertanda baik bagi hati.

Timur dan Barat (?)

Hanya ketika akan segera beranjak baru bergerak. Jadi, apa arti timur dan barat saat ini? Saat aku masih terus melamun dan belum beranjak? Masihkah kau diam dan hanya mengintai? Lalu, apa guna? Jika aku hendak menjadi udara, apa bisa kau temui dan mengendus kehadiranku? Aku telah bergabung dengan lain bentuk, Tuan.

Surat untuk Barat

Terlalu pagi untuk pergi. Namun, janji pada lamunan malam tetap perlahan harusku sulam. Akan suatu hari, dimana aku pergi tanpa pamit dan salam perpisahan.

#Maaf

Untuk Kawan Pers Suara Mahasiswa

Sesuatu yang membuatku diam. Tidak punya jawaban atas mengapa. Alasan pun takku temukan. Bertumpu pada pendeknya jemari kaki. Melompat. Berputar. Untuk sesaat berhenti. Berganti mengayunkan tangan dengan melodi yang membisu. Pinggul terikut arus dan ya, aku menari. Dibawah terik mentari, sedikit tertatih. Tapi, aku senang. Lalu, mari beroyang.

Memori Waktu

Waktu menjelma jembatan bagi potongan gambar yang bernyawa, hingga menjadikannya memori yang tak terlupa.

#Berharap hitam dan putih kebersamaan tidak dengan mudah luntur hanya karena keegoisan sesaat. Hadapilah dan bukan bersembunyi, kawan.

14.7.11

Capruk

Jogja, kau nakal malam ini. Mengawini hawa, diemper remang. -Malioboro, 9 Juli 2011

Rrumahrahasia

Aku ingin menetap di Jogja. Belajar bahasa Jawa. Dengan suami, seorang peranakan sunda. -Malioboro, 9 Juli 2011

4.2.11

Kau Datang

Beramai datang tanpa aku undang.
Memberi kesejukan akan hati yang gersang.
Apa kau mendengar bisik ini?
Apa kau menjamah tetesan bening yang tak lagi terbendung ini?
Atau kau hanya berlandas telepati merpati?
Mengendus dengan hati, lewat kepakan sayap yang tak henti.