16.7.11

Parodi Rrumahrahasia 1

Jaraknya beberapa kaki dari sebelah kiri tempat aku berdiam berecengkrama bersama rembulan. Pemilik mata kecil dengan rambut ikal melewati pundak terlihat sedang mengawinkan jemari bersama buku ajaib berlayar datar diseberang. Ada taman kecil menghalang fokus kedua lensaku yang membuat efek blur pada hasil akhir. Penasaran menghampiri dan berteduh di koridor otakku.
Mataku juga masih terasa gatal dan terus meraba kehadirannya, meski tak juga terjamah. Detik, menit, dan jam pun bergeser. Waktu berhenti pada angka yang tak lagi muda. Fisik rembulan juga tak lagiku dapati. Hembusan tak berwujud semakin agresif, sangat nakal untuk saat ini. Menyelinap masuk ke tubuh melewati celah yang tak terbalut oleh sulaman benang. Perlahan membelai lambat.
Takaran penasaranku semakin menggila menduduki derajat yang tak normal. Tanda tanya ini harus aku jawab. Apa yang kau buat, Bung? Menerobos lengkungan abu-abu. Kaki yang membisupun mulai sedikit bergeser. Perlahan berjalan. Beriring langkah, detak jantung seakan terpompa sangat cepat. Kau tahu bunyi tabuhan gendang yang mengikuti instrumen punk? Ya, teramat laju. Sulit rasanya menjaring not yang terlantun. (Jangan dibayangkan jika tidak ingin lelah mengartikan.)
Tubuhku lantas diam. Membeku. Kosong. Kemana dia yang sedari tadi aku tunggu? Halusinasikah? Tapi, aku yakin ada dia tadi. Sekarang, kemana Ia pergi? Pertanyaan beranak kembar dan lupakan. Entah oleh siapa aku ditipu. Jelas, kau sudah hilang, Bung. Sisa waktu ini, percumakah?

-11 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan di isi...