Waktu bukan berpatok pada angka duapuluh empat. Lalu,apa yang kau tunggu? Teruslah menyulam huruf-huruf itu. Mengawinkannya pada raga juga roh yang kau punya. Skenario ini kau yang buat,kawan. Mulailah....
Bumi pertiwi telah letih
Tersungkur dibalik selendang putih
Dendam kini sedang menanti
Karena semua perlahan mati
Tersapu debu nafas lenyap
Menggerogot kayu seperti rayap
Bermandi hangat bau menyengat
Terlentang tubuh menjadi mayat
Silahkan di isi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan di isi...